Hari ini hati Nayra benar-benar sudah mantap ingin menyatakan perasaannya pada Rama. Dengan perasaan campur aduk dan tidak ingin punya ekspektasi apa-apa atas jawaban yang akan Rama berikan, Nayra memberikan sebuah buku catatan dimana semua tulisan-tulisan nya ada. Lebih tepat nya dia sudah menulis semua yang dia rasa, dan ingin bilang dengan cara itu. Karena selain tidak berani untuk bicara secara langsung, dia juga merasa menulis tentang Rama adalah hal romantis yang pernah ia lakukan untuk seorang laki-laki.
“Ram, dimana? Kalau gak sibuk gue mau ngomong bentar.”
“Baru banget sampai rumah, mau bersih-bersih dulu.”
“Oke, gue tungguin”
…
“Udah nih Nay, tadi mau ngomong apa?”
“Besok bisa ketemu sebentar gak? Gue mau ngasih sesuatu.”
“Wih, apa tuh?”
“Liat aja besok.”
“Jadi penasaran nih gue.”
“Yaudah, sampai ketemu besok ya di cafe Wijaya”
“Udah? Ngomong itu doang?”
“Iya, itu doang. Hahaha”
Esok hari sesuai janji dengan Rama semalam, Nayra sudah lebih dulu duduk di cafe itu sambil sibuk dengan laptop nya. Sengaja dia datang lebih cepat dari waktu janjian karena memang dia sudah biasa datang sendiri ke cafe itu dengan setumpuk kerjaan di laptopnya. Sudah habis setengah gelas Vanilla Latte dan beberapa potong kentang goreng di piringnya, kemudian Rama datang dengan ramah menyapa.
“Sudah lama Nay?”
“Gak juga, sengaja dateng lebih cepat aja tadi” -
“Mau pesan apa? Pesan dulu aja”
“Iya, bentar ya”
Setelah selesai memesan satu gelas Ice Americano Rama kembali ke tempat Nayra duduk dan tanpa basa-basi langsung bertanya.
“Apa nih yang mau dikasih ke gue? Bikin penasaran aja”
“Nih” sambil mengeluarkan buku kecil dari tas Nayra memberikan ke Rama
“Buku?” Tanya Rama bingung
“Ada isinya” Jawab Nayra santai “baca aja, tapi nanti dirumah”
Satu gelas Ice Americano yang dipesan Rama sudah sampai di meja. Sedangkan gelas Vanilla Latte-nya yang sisa setengah itu tidak disentuh Nayra sejak tadi. Keduanya larut dalam cerita tentang pekerjaan yang gak ada habisnya, tentang menjadi dewasa ternyata seperti ini. Tapi tidak lama, karena Rama buru-buru pergi — ada janji dengan yang lain.
***
0 komentar:
Posting Komentar