Minggu, 14 Oktober 2018

Untuk Tetap Tinggal

Biar rinduku menjadi senyap pada hatimu yang beku. Biar cintaku menjadi abu pada kayu yang terbakar pilu. Agar kamu tahu, bertahanku tak semudah pergimu.

***

Kenangan itu masih ada meski hujan sudah lama reda. Kau berjarak kurang dari tigapuluh senti tepat dikiri. Dan aku, berharap dalam hati, saat itu juga waktu berhenti.

Menjadi bagian dari rencana masa depanmu, mungkin bagiku cuma mimpi. Mimpi tengah hari. Dan jika kamu meminta aku untuk meyakinkanmu, jelas saja itu bukan kuasa ku.
Hatimu kau yang punya, kamu harus bisa yakinkan dirimu sendiri. Karena urusanku adalah meyakinkan hatiku, ketika aku telah yakin untuk memilihmu, dan kamu tidak, Apa aku yang bertanggung jawab meyakinkanmu agar kau juga memilihku? Se-egois itukah kau?

Jangan membuat kekuranganku menjadi alasan untuk kau pergi, karena aku tak pernah menjadikan kekuranganmu sebagai alasan untuk berhenti mencintai. Dan jangan pergi sebab aku tak sanggup memberi alasan mengapa kau harus tetap tinggal.

Aku bukan wanita yang selalu bisa membuat senyummu cerah merekah, tapi percayalah, denganku kau tak akan patah. Karena aku adalah pemaaf yang tak kenal lelah, meski kau adalah pemberi luka yang tak pernah merasa bersalah.

Andai kau memperjuangkanku seperti aku berjuang untukmu, maka saat itu kau harus tahu bahwa kau telah menahanku untuk tak meninggalkanmu. Karena cinta itu melibatkan dua hati, maka aku tak akan biarkan kau berjuang sendiri. Tapi jika berkabar saja sudah membuatmu repot, maka itu sudah cukup membuatku tahu perasaanmu.

Setidaknya kini aku tahu, mana cinta yang pantas dituju dan mana rindu yang hanya menghabiskan waktu.

0 komentar:

Posting Komentar