Sabtu, 20 Oktober 2018

Apa Kita Berbeda?

Jangan berbicara debat denganku, aku akan kalah, aku tahu itu. Berdebat bukanlah keahlianku, apalagi bila itu denganmu. Jangan menambah rusuh atas hubungan yang hampir runtuh, akibat kegagalan memahami hati.

Bila kau rasa aku semakin jauh, mungkin kau bisa intropeksi diri. Aku bukannya membenci, hanya saja tak bisa hidup dalam dengki, membagi-bagi kasta dan hanya bergabung dengan yang ku-maui saja. Tidak seperti itu.

Bukankah hidup lebih nikmat jika kita mau bergaul dengan siapa saja? Tanpa memberi beda kepada mereka. Bagaimana bisa kau tahu kelas mereka, jika kau sendiri tidak tahu kelasmu dimana. Seberapa besar hak mu untuk mengelompokan mereka? Meng-onggok mereka layaknnya daging yang kau beli di pusat belanja. Dan memberi label dengan harga yang berbeda-beda.

Seleksi alam memang meyisakan yang hebat saja, tapi dimata Tuhan kita semua sama.

Mereka itu manusia, bukan se-onggok daging yang tak punya nyawa. Mereka punya hati, yang tak mestinya kau sakiti. Jadi, jangan sampai kita saling benci. Dan Jangan benci aku, karena aku tidak membenci siapapun.


***

Note:

Pagi ketika bangun tidur lalu cek hape, baca chat dari adik ternyata isinya curhat kalo dia punya teman yang suka pilih-pilih kalau berteman. Jadi dia memilih menjauhi temannya yang satu itu, karena tidak mau ikut-ikutan membatasi pertemanan, karena dia ingin berteman dengan siapa saja katanya. Kemudian temannya merasa dijauhi olehnya, dan membuat sajak ditujukan kepadanya yang ditulis pada caption postingan instagram. Adikku mengcapture caption itu dan mengirim kepadaku, katanya, "cak, tolong bikin tulisan untuk balas caption ini dong". Dan jadilah tulisan diatas. Yaaah, semoga cepat selesai masalah pertemanan kalian yaa @asyifaa_a.

2 komentar: