Cinta. Mungkin memang cinta.
Bagaimanapun itu mengingkarinya, cinta tetaplah saja cinta. Saat lembutnya
tanganmu menyambut indah hatiku. Cinta itu ada. Harapan itu datang. Aku
tenggelam didalamnya. Namun tak ingin terlalu dalam. Masih ada takut jikalau
perasaan itu hanyalah perasaan saja. Cinta butuh kepastian. Manusia yang hidup
dalam bayang-bayang cinta sama halnya dengan penghayal yang berjalan. Tapi ini
bisa jadi juga bukan cinta. Hanya saja rasa nyaman yang tiba-tiba. Maka cinta,
cobalah katakan meskipun itu sulit, meski kau takut, atau mugkin malu. Karena
aku tak sanggup mengartikan getar ini, sebab aku ragu dengan dirimu. I need to
know, Do you love me?
Do You Love Me ?
Tiba-tiba cinta. Tiba-tiba rindu.
Kadang benci. Sering kali cemburu. Getar
hati ini melebihi gemetar kaki ketika berada diatas panggung besar dengan
ribuan sorot pasang mata. Kaku lidah ini melampaui kekakuan tangan ketika
mencoba untuk menulis kembali. Cinta. Ucapkanlah satu kata yang telah lama aku
nanti, nyanyikanlah suara hati yang lama bersembunyi. Dan di rinainya hujan
malam itu, di bawah sendunya bulan juga didalamnya sedu sedan. Ketika nyaman
itu datang dan lama-kelamaan berubah menjadi kebutuhan hingga rasanya ingin
terulang. Apakah hanya aku yang merasakan? Indahnya perasaan ketika bersama.
Apakah cinta itu kembali menghampiri? Saat rasa ini telah mati.
0 komentar:
Posting Komentar