Mungkin hanya perasaanku saja,
atau mungkin memang benar. Aku seperti engkau beri harapan untuk selalu
disisimu. Namun seketika kau mendiam lantas kembali lagi, dan begitu setiap
harinya.
Aku sungguh tak mengerti dengan fikiranmu, apalagi hatimu. Seperti
alien aneh sifatmu. Andai saja engkau tahu resah aku karenamu. Andai aku
dihatimu pastilah indah dunia. Aku pernah dengar dari temanmu bahwa engkau
memang sendiri. Namun pernahkah kau dengar bahwa aku benar inginkan kamu?
Bila
ada satu nama yang kurindu, itu adalah kamu. Tapi jika aku ingat kembali
bagaimana aku melihat pedulinya kamu dengan dia yang dulu pernah kau
perhatikan. Dan dalam waktu yang bersamaan aku mengingat bagaimana berbedanya
perlakuanmu kepadanya dan kepadaku waktu itu. Dan perasaanku saat itu, kamu
takkan pernah tahu itu, mungkin tak pernah kau rasakan rasanya menjadi aku.
Sekarang memang sudah berbeda.
Dia juga
sudah tidak didekatmu. Tapi aku tak pernah tahu hati kalian. Aku tak ingin
menduga-duga, apalagi membayangkannya. Perihnya sampai ke hulu hati. Kini,
kebiasaan yang dulu sering aku lihat ketika kau bersamanya juga kau lakukan
kepadaku. Aku tak tahu apakah itu karena kau merindukannya, atau mungkin engkau
memang bersikap begitu kepada setiap perempuan.
Dan aku terlalu polos
menanggapi perlakuanmu. Serasa kau bawa terbang kelangit ketujuh. Sayangnya
sayapmu belum kokoh untuk membawaku bersamamu, aku terjatuh dari ketinggian
itu, terdampar di pulau kecil tak berpenghuni. Ahh beruntung saja aku tidak
mati. Mungkin aku hanya berharap yang tak tentu. Sudahlah, seberapa ribu kata
pun aku rangkai untukmu tak pernah kau baca juga. Aku lelah!
0 komentar:
Posting Komentar