Minggu, 05 Januari 2014

Terlalu Indah


                Tahun telah berlalu teman, ingatanku masih saja tertinggal ditepian danau saat camar menari disekitar kita. Semua kenangan yang pernah ada, sayang yang pernah berbagi, cerita yang dulu kita selalu renungkan, entah kemana akan kucari lagi. Aku tak pernah berhenti untuk berfikir mengapa kita begini, apa yang salah dengan diriku? Bukan engkau teman, tapi seseorang yang engkau tahu siapa dia.
                Tak bisa diungkapkan dengan kata, sungguh. Ini memang sangat membosankan, begitu melelahkan. Bahkan ini sangat menyebalkan, tubuh seakan beku dalam bongkahan es, membeku tanpa tahu kapan akan mencair. Yaa… benar teman, ini semua seperti sorot lampu panggung tanpa penonton, menerangi tubuh didalam kegelapan, terdiam bisu tanpa senyum dan air mata, semua hampa teman.
                Andai aku tahu saat itu adalah terakhir kalinya kita bertemu, tak ingin sedetikpun aku alihkan pandanganku, tak ingin aku meninggalkan tempat itu, ahh teman andai aku bisa hentikan waktu, kuhentikan waktu.  Namun saat ini aku terlempar indah dikegelapan malam, memaksaku tuk menerima satu kenyataan.
                Engkau tahu teman, saat deras hujan bagai air mata, gumpalan awan dilangit biru bercerita kisah kita, saat cerah mentari mengiringi langkah kita, hanya jadi saksi bisu kisah perjalananku denganmu, saat perbedaan jadi keindahan, dan saat keindahan itu kau hancurkan.
               Dan hari esok adalah langkahku untuk melupakan sejuta harapan untuk selamanya, aku kan melangkah dengan wajah yang riang kembali, namun kali ini tanpamu teman. Bukan aku atau engkau yang salah dalam cerita ini, namun takdir Tuhan tak bisa kau hindari. Dan sekarang biarlah cerita yang manis menurutku, walau entah apa artinya bagimu itu tersusun rapi dalam memori masalalu kita. Selamat Jalan teman, bila kau rindukan aku ingatlah untuk datang ketepian danau itu, itu danau kita.

0 komentar:

Posting Komentar