Sabtu, 18 Mei 2024

so, i am just a friend (ep7)

 Setelah perpisahannya di Cafe Wijaya dengan Rama, Nayra kebingungan, cemas dan gelisah. “Kira-kira Rama sudah baca bukunya belum ya?”, “Apa dia sudah di rumah?”, “Apa dia masih di luar bertemu dengan seseorang yang dia bilang itu?”. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu muncul di kepala Nayra, karena hingga jam 10 malam belum juga ada kabar dari Rama.

 

Tuing…” bunyi handphone Nayra berdering. Ternyata pesan dari Rama. Membaca nama pengirimnya saja Nayra sudah gelisah. Kira-kira apa yang Rama bilang setelah membaca catatan yang dia buat khusus itu. Dengan hati-hati Nayra membuka pesan tersebut dan membacanya pelan-pelan.

 

“Nay, bukunya bagus. Lebih tepatnya, tulisannya bagus. Gue suka, ternyata lo puitis banget ya orangnya.”

 

Nayra tersenyum dan membaca kalimat selanjutnya…

 

“Dan Nay, gue sangat menghargai perasaan lo. Gue berterima kasih banget karena lo berani jujur ke gue.”

 

“Tapi…” Melihat kata tapi di kalimat selanjutnya membuat jantung Nayra berdegup kencang.

 

“Tapi maaf Nay, gue gak bisa menerima perasaan lo. Gue udah terlalu nyaman menjadi temen lo dan gue rasa perasaan itu gak bisa berubah.”

 

Aliran darah Nayra semakin kencang dan otaknya tidak bisa bekerja dengan baik. Nayra mematung, waktunya berhenti, dunianya runtuh. 

 

***

Minggu, 04 Juni 2023

Mei yang mengerikan

 Sudah malam lagi. Aku sendiri lagi. Kadang aku suka, kadang juga tidak. Menjadi sendiri sering membuatku bersemangat karena energiku tiba-tiba bertambah, tapi kadang membuatku kesepian juga. Apa aku termasuk orang aneh ya? Punya perasaan yang suka berubah-ubah dan tidak menentu.


Perihal sendiri. Sejak lulus kuliah aku memang memutuskan untuk tinggal sendiri di Jakarta. Mimpiku dari dulu adalah meninggalkan kampung halamanku dengan segala trauma yang ada. Dan sekarang aku benar-benar tinggal di Jakarta. Meninggalkan luka-luka masa lalu itu. Karena itu masa lalu, dan itu adalah luka, maka aku tidak akan membahasnya. Terlalu kejam. Bahkan aku masih berusaha untuk lupa.


“Saya sarankan untuk tetap dioperasi, walaupun hasil biopsi nanti bagus.”


Suara itu sayup terdengar karena aku kehilangan fokus, pusing dan leherku masih sakit. Aku bahkan tidak sadar kalau aku menangis sekeras itu tadi, tapi aku merasakan tangan baik dokter itu memegang kepalan tanganku yang menahan sakit. Sambil menepuk pelan-pelan dokter itu menenangkan ku.


Aku pelan-pelan dibantu bangun dari meja mengerikan itu, bukan meja operasi tapi sama mengerikannya.


“Kamu sekarang umur berapa?”


“28 dok”


“Masih muda banget ya, saran saya tetap dioperasi. Pasien kita banyak juga yang masih muda. Setelah operasi keadaannya membaik dan setelah menikah hormonnya bercampur jadi semakin bagus, cancer nya gak balik lagi."


Aku mengangguk ragu, tidak yakin dengan apa yang dokter bilang. Entah aku benar berani untuk dioperasi, entah aku tidak yakin apakah aku bisa menikah. Tapi dokter percaya bahwa anggukan itu pertanda aku setuju dengan perkataannya.


Aku berjalan di lorong rumah sakit dengan air mata yang terus mengalir, tidak peduli semua orang yang aku lewati melihatku aneh. Toh ini rumah sakit, siapa saja boleh menangis disini.


Aku masih tidak percaya dokter tadi bilang cancer. Karena sebelumnya tidak ada yang benar-benar bilang itu. Sejak awal diagnosa memang arahnya kesana, tapi kepadaku selalu dibilang tidak apa-apa. Mungkin kalimat “tidak apa-apa” dibuat hanya agar aku tenang saja. Setelah hari ini aku baru sadar ternyata aku benar-benar terkena kanker. Sel yang menyeramkan itu ada ditubuhku, tidak tahu sampai kapan aku bisa melawannya, dan entah siapa yang akan menjadi pemenangnya.


***

Sabtu, 03 September 2022

d-day (ep6)

    Hari ini hati Nayra benar-benar sudah mantap ingin menyatakan perasaannya pada Rama. Dengan perasaan campur aduk dan tidak ingin punya ekspektasi apa-apa atas jawaban yang akan Rama berikan, Nayra memberikan sebuah buku catatan dimana semua tulisan-tulisan nya ada. Lebih tepat nya dia sudah menulis semua yang dia rasa, dan ingin bilang dengan cara itu. Karena selain tidak berani untuk bicara secara langsung, dia juga merasa menulis tentang Rama adalah hal romantis yang pernah ia lakukan untuk seorang laki-laki.


“Ram, dimana? Kalau gak sibuk gue mau ngomong bentar.”


“Baru banget sampai rumah, mau bersih-bersih dulu.”


“Oke, gue tungguin”



“Udah nih Nay, tadi mau ngomong apa?”


“Besok bisa ketemu sebentar gak? Gue mau ngasih sesuatu.”


“Wih, apa tuh?”


“Liat aja besok.”


“Jadi penasaran nih gue.”


“Yaudah, sampai ketemu besok ya di cafe Wijaya”


“Udah? Ngomong itu doang?”


“Iya, itu doang. Hahaha”


    Esok hari sesuai janji dengan Rama semalam, Nayra sudah lebih dulu duduk di cafe itu sambil sibuk dengan laptop nya. Sengaja dia datang lebih cepat dari waktu janjian karena memang dia sudah biasa datang sendiri ke cafe itu dengan setumpuk kerjaan di laptopnya. Sudah habis setengah gelas Vanilla Latte dan beberapa potong kentang goreng di piringnya, kemudian Rama datang dengan ramah menyapa.


“Sudah lama Nay?”


“Gak juga, sengaja dateng lebih cepat aja tadi” -

“Mau pesan apa? Pesan dulu aja”


“Iya, bentar ya”


Setelah selesai memesan satu gelas Ice Americano Rama kembali ke tempat Nayra duduk dan tanpa basa-basi langsung bertanya.


“Apa nih yang mau dikasih ke gue? Bikin penasaran aja”


“Nih” sambil mengeluarkan buku kecil dari tas Nayra memberikan ke Rama


“Buku?” Tanya Rama bingung


“Ada isinya” Jawab Nayra santai “baca aja, tapi nanti dirumah”


Satu gelas Ice Americano yang dipesan Rama sudah sampai di meja. Sedangkan gelas Vanilla Latte-nya yang sisa setengah itu tidak disentuh Nayra sejak tadi. Keduanya larut dalam cerita tentang pekerjaan yang gak ada habisnya, tentang menjadi dewasa ternyata seperti ini. Tapi tidak lama, karena Rama buru-buru pergi — ada janji dengan yang lain.


***


Sabtu, 16 April 2022

something that Nayra should know (ep5)

     Desember sudah lama lewat, tapi hujannya masih saja mengikuti hingga Maret. Padahal menurut Nayra, hari-hari yang selalu dingin di bulan kesayangannya itu tidak pernah cocok dengan musim semi yang indah, yang ranting-ranting pohon kembali menumbuhkan daun, yang bunga-bunga kembali bermekaran. Tapi, harusnya sekarang musim semi bukan? Kenapa masih sering hujan? Ternyata hujan itu mengikuti pemiliknya.

Musim semi ini ulang tahunnya Rama, laki-laki yang belakangan selalu mondar-mandir dikepala Nayra. Tapi Nayra cuma bisa memberi ucapan lewat pesan, karena dia sedang ada urusan kerja ke luar kota. Pesan itu dibalas terima kasih oleh Rama, tapi Nayra tidak pernah tahu apa yang terjadi pada hari-harinya Rama disana.

Seperti biasa, Rama tetap masuk kantor meski di hari ulang tahunnya. Semua teman-teman kantor di traktir oleh dia. Selain ucapan dari teman-teman dan dari Nayra, Rama ternyata juga menerima ucapan selamat dari Aurel, wanita yang juga ada di hidupnya. Entah dengan percakapan apa, sorenya sepulang kerja mereka nonton berdua. Film Batman yang belum lama ini rilis. Aurel bilang dia sudah menonton film ini sebelumnya, tapi Rama tetap ingin menonton Batman. Jadi disepanjang film, Aurel hanya tidur dengan manis dibahunya Rama.

Sehabis menonton, mereka keluar gedung bioskop dan ternyata hujan deras. Ide banget tadi si Rama parkirnya diluar gedung. Mau tidak mau mereka harus lari-larian untuk sampai ke mobil. Tidak ada payung, untung ada jaket. Jaketnya Rama dipinjami ke Aurel biar dia tidak terlalu basah, dan Rama sendiri membiarkan dirinya kehujanan. Iya romantis sekali, seperti cerita di drama korea, sepasang sejoli yang sedang jatuh cinta.

Semantara Nayra di kota lain yang tidak tahu dengan kejadian itu, sibuk dengan desain-desainnya yang harus segera selesai karena besok pagi harus dipresentasikan ke klien. 

Sabtu, 02 April 2022

the sunset is beautiful, isn't it?

    Pernah dengar kalimat itu? Tapi tau gak maksudnya apa? Maksudnya, I love you, but I'm letting you go. Seperti matahari terbenam, bagus, indah dan kita suka melihatnya, tapi pelan-pelan akan hilang juga, pergi ninggalin kita.

Walau aku suka padanya, tapi aku juga akan melepaskannya. Ya, karena beberapa orang mengenal batas-batas itu. Batas untuk hanya mengagumi, untuk cukup mendoakan dalam hati.

Dia hebat, meski aku jarang memujinya. Dia sungguh hebat. Aku tidak mungkin sembarang jatuh hati. Ada sesuatu di dirinya yang menarik. Entah apa, tapi ada. Tidak bisa digambarkan. Dia anak laki-laki pertama di keluarganya, bertanggung jawab, pekerja keras, dan yang paling penting tidak pemalas. Aku paling tidak suka lelaki pemalas, tidak bisa diajak bertumbuh bersama.

Dia suka bicara dan aku lebih suka mendengar. Tapi sayang, dia sepertinya tidak nyaman bercerita denganku. Padahal aku senang diganggu olehnya. Dia anak baik, masih muda pula. Aku yakin, banyak wanita diluar sana yang mau dengannya. 

Karena aku penganut paham bahwa cinta tidak boleh egois, makanya aku tidak mau egois. Karena dia berhak mendapatkan yang lebih baik dari aku. Kasihan dia, jika harus terjebak dengan aku yang tidak seru. Aku aneh. Aku bahkan bisa cemburu padahal dia bukan milikku. 

Apapun pilihanmu semoga kamu bahagia. Semoga aku juga.


***

Rabu, 12 Januari 2022

Not me, huh? (ep4)

 "Aaallll" Nayra merengek manja ke Alya

"Ada apa sih, datang-datang bikin rusuh aja"

"Rama al, Rama" 

"Rama kenapa?" Alya bingung

"Aku ngikutin saran kamu untuk gak hubungin dia dan ngasih dia waktu buat sendiri"

"Terus?"

"Terus, pas aku pulang duluan waktu itu, karena ada janji sama dokter buat kontrol, ehh dia malah jalan sama gebetan baru nya"

"Haaah? Siapa lagi gebetan nya? Bukan kamu doang?"

"Gak tahu, kayaknya banyak deh"

"Yaudah Nay, yang kayak gitu gak usah di ladenin lagi lah."

"Yaa, tapi aku juga yang salah sih. Aku nya ke-baperan, padahal dia cuma mau temenan sama aku"

"Jangan nyalahin perasaan, perasaan suka dan nyaman itu gak bisa tiba-tiba datang tanpa ada pemicu"

"Aku gimana dong Al? Ternyata bukan aku yang dia mau"

"Bukannya udah tahu harus gimana? Mundur lah Nay, ngapain mengharapkan orang yang gak mau sama kamu"

"Tapi aku merasa ada yang aneh gitu sama dia, kenapa ya?"

"Aneh apanya?"

"Udah jelas-jelas nih semua orang tahu dia jalan sama perempuan ini dan antar jemput si perempuan ini, dan jelas-jelas aku juga liat mereka sering ketemu. Tapi, setiap digodain anak-anak yang lain tuh dia gak pernah ngaku. Buat apa gitu menyangkal sesuatu yang semua orang udah tahu kebenarannya?"

"Gak tahu ya, mungkin dia sadar kali kalau kamu suka sama dia, dan dia cuma gak enak aja sama kamu"

"Masa gitu Al? Masa sih dia tahu? Malu dong aku"

"Menurut kamu, dia tahu gak? Dari gerak-geriknya"

"Gak ngertiiii... Mana ngerti aku Al masalah gini-ginian tuh"

"Iyaa sih, dasar si polos yang gak pernah pacaran. Belajar dulu deh sama aku"

Minggu, 12 Desember 2021

Dia, belum lepas dari masa lalunya (ep3)

--- Diruang kerja

"Heeeh, pagi-pagi udah bengong aja" ucap Alya mengagetkan Nayra sambil memukul kecil pundaknya

"Eh udah dateng" balas Nayra menengok ke Alya dengan ekspresi datar dan tidak kaget sama sekali

"Kenapa lagi sih?"

"Jantung ku gak aman banget nih, nyesek terus, gelisah terus, gak ngerti kenapa"

"Pikiran kamu tuh, lagi mikirin apa emang? Si Rama Rama itu?"

"Bisa jadi"

"Lah kok bisa jadi"

"Aku bingung banget deh, ku kira dia tuh tertarik denganku, makanya aku mencoba untuk memahami dan membuka hati"

"Taunya dia suka sama yang lain ya?"

"Gak gitu iih, dengerin dulu Alyaaa..." Nayra merengek manja kepada sahabatnya itu

"Kamu pikir aja deh, ngapain dia bolak balik ngeliatin profil sosial mediaku coba? kan aku jadi dibuat mikir. Pas aku udah baper, eh ternyata dia cuma penasaran doang."

"Gimana kamu tahu kalo dia cuma penasaran sama kamu?"

"Aku tebak aja. Soalnya dia cerita kepadaku kalau dia belum bisa move on dari mantannya. Sebelum dia cerita, aku juga udah tahu sih dari obrolan teman-temannya. Nah, untungnya aku bisa cepat mengatur ulang perasaanku, mumpung belum terlanjur jauh, aku takut kecewa lagi."

"Yaaah Nayraa, galau lagi deh temanku ini"

"Aku gapapa sih Al. Tapi, menurutmu aku harus gimana ya? Di satu sisi aku kasian sama dia, tiap hari galau terus. Pengen banget menghibur dan bantuin dia lupain mantannya. Tapi disisi lain aku takut, takut kalau aku masuk ke cerita itu nanti akunya yang baper dan menyakiti diri sendiri"

"Eemm gini aja Nay, kamu gak perlu masuk terlalu jauh dulu kedalam cerita dia. Bantuin dia buat sembuh dari lukanya itu gapapa kalau dia minta bantuan kamu, kalau dia masih ingin cerita tentang sedihnya ke kamu, kamu support terus aja. Tapi, kalau dia sedang diam dan gak menghubungimu, kamu juga harus bisa menahan diri untuk gak mengganggu dia. Siapa tahu dia sedang butuh sendiri."

"Gitu ya Al... Yaudah deh kerja gih sana, udah rame, udah banyak yang datang"